MAKALAH
“MENYEIMBANGKAN
PERMINTAAN DAN KAPASITAS”
PADA CINEMA XXI
SEBAGAI
ORGANISASI BISNIS ENTERTAINMENT
DI SUSUN OLEH :
·
TYA MARSTYA RESTA 1215310161
·
DEWI RUFI’AH 1215310175
·
IKA ROVIANTY 1215310174
·
BAYU SETIAWAN 1115310070
·
PUTRI LESTARI 1015310217
MATAKULIAH : PEMASARAN JASA
FAKULTAS :EKONOMI
PRODI : MANAJEMEN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI
MEDAN
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr. Wb.
Puji
syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan taufik, hidayah dan inayahnya
kepada kita semua.Sehingga kami bisa menjalani kehidupan ini sesuai dengan
ridhonya. Syukur Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan rencana. Makalah
ini bertemakan menyeimbangkan permintaan
dan kapasitas pada Cinema XXI sebagai organisasi bisnis entertainment .
Sholawat
serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Karena beliau adalah salah satu figur umat yang mampu memberikan syafa’at kelak
di hari kiamat. Selanjutnya kami mengucapkanbanyak terima kasih kepada Ibu Afrina
siregar ,S.E MM, selaku dosen pengampu mata kuliah Pemasaran Jasa, yang telah
membimbing kami.Dan kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah
ini hingga selesai.
Kami
mohon ma’af yang sebesar-besarnya apabila dalam penulisan makalah ini terdapat
banyak kesalahan didalamnya. Kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun
demi tercapainya kesempurnaan makalah selanjutnya.
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis umumnya dan khususnya bagi pembaca.
Amiiin...
Medan
, Desember 2014
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................................................
KATA PENGANTAR ..........................................................................................................................
DAFTAR ISI ......................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 permintaan
permintaan dan kapasitas ...................................................................................
1.2 keseimbangan permintaan dan kapasitas ..............................................................................
1.3 dari kelebihan permintaan sampai kelebihan
kapasitas.........................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 mengukur
dan mengelola kapasitas
·
Menentukan
kapasitas produktif..........................................................................................
·
Mengukur
kapasitas ………………………………………………………………………………………………………..
·
Menambah dan
mengurangi tingkat kapasitas ………………………………………………………………..
·
Mengejar
permintaan ……………………………………………………………………………………………………..
·
Menciptakan
kapasitas yang fleksibel ………………………………………………………………………………
·
Memahami pola dan
factor penentu permintaan ……………………………………………………………
·
Berbagai hal yang
mempengaruhi permintaan ………………………………………………………………..
2.2 menganalisa
permintaan
·
strategi untuk
mengelola permintaan ……………………………………………………………………………..
·
Menggunakan
strategi pemasaran untuk membentuk pola-pola permintaan …………………
2.3 analisis
kasus pada cinema XXI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pengertian
permintaan dan penawaran
Permintaan adalah
sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu.
Sedangkan penawaran adalah sejumlah barang yang dijual atau ditawarkan
pada suatu harga dan waktu tertentu
Hukum
permintaan
“Semakin turun tingkat harga, maka
semakin banyak jumlah barang yang tersedia diminta, dan sebaliknya semakin naik
tingkat harga semakin sedikit jumlah barang yang bersedia diminta.”
Pengertian
kapasitas
Kapasitas adalah
tingkat kemampuan berproduksi secara
optimum dari sebuah
fasilitas biasanya dinyatakan sebagai jumlah output pada satu periode
waktu tertentu
2.2 Keseimbangan Permintaan dan Kapasitas
Penggunaan Kapasitas Produktif yang Efektif
Fluktuasi permintaan untuk jasa selalu dialami pengecer, bioskop, motel, restoran, kapal
feri, dan bisnis-bisnis lainnya.
Ini adalah masalah yang melanda
sebagian besar dari seluruh jenis bisnis yang ada yang melayani pelanggan
individu maupun korporat. Usaha-usaha jasa yang menciptakan persediaan yang
mudah rusak, yang tidak dapat disimpan untuk dijual kemudian hari. Ini menjadi
suatu masalah bagi setiap jasa dengan kapasitas terbatas, yang mempunyai
fluktuasi yang tinggi dalam permintaannya.
Usaha jasa menciptakan persediaan yang mudah rusak, yang tidak dapat disimpan untuk dijual kemudian hari. Ini menjadi suatu masalah bagi setiap jasa dengan kapasitas terbatas, yang mempunyai fluktuasi yang tinggi dalam permintaannya.
Masalah ini paling umum di temukan
di antara jasa yang memproses orang atau barang milik fisik. Seperti :
transportasi, penginapan, jasa makanan, perbaikan dan pemeliharaan, hiburan dan
perawatan kesehatan. Masalah ini juga mempengaruhi jasa pemroses informasi yang
pdat karya yang memiliki perubahan-perubahan musiman dalam permintaan.
Penggunaan kapasitas produktif yang
efektif adalah salah satu rahasia keberhasilan dalam bisnis seperti itu. Namun,
seharusnya sasarannya bukanlah memanfaatkan staf, tenaga kerja, peralatan, dan
fasilitas semaksimal mungkin, melainkan menggunakannya seproduktif mungkin.
Manajer jasa yang berhasil mengakui bahwa mengelola permintaan dan mengelola
kapasitas adalah hal yang mendasar bukan hanya menggunakan asset- asset
perusahaan secara produktif melainkan juga untuk memberikan pengalaman jasa
berkualitas.
2.3 Dari Kelebihan Permintaan Sampai Kelebihan Kapasitas
Pada
setiap saat jasa dengan kapasitas tetap mungkin akan menghadapi salah satu dari
empat kondisi berikut :
1.
Kelebihan permintaan, adalah tingkat permintaan yang
melampaui kapasitas maksimum yang tersedia, yang mengakibatkan sebagian
pelanggan di tolak untuk di layani dan bisnis pun hilang.
2.
Permintaan melampaui kapasitas optimum, tidak
seorang pun sebetolnya di tolak, tetapi kondisinya padat sekali dan semua
pelanggan mungkin akan mendapatkan kualitas jasa yang merosot.
3.
Permintaan dan penawaran seimbang, pada tingkat
kapasitas optimum, staf dan fasilitas sibuk tanpa harus kelebihan beban, dan pelanggan
mendapatkan pelayanan yang baik tanpa penundaan.
4.
Kelebihan kapasitas, permintaan berada di bawah
kapasitas optimum dan sumber daya produktif kurang terpakai, yang mengakibatkan
produktivitas rendah. Dalam beberapa contoh, pelanggan mungkin mendapatkan
pengalaman yang mengecewakan atau meragukan keberlangsungan jasa tersebut.
Apabila
permintaan melampaui kapasitas maksimum yang tersedia, beberapa calon pelanggan
mungkin akan di tolak dan bisnis mereka akan hilang selamanya. Tetapi, apabila
permintaan berada antara kapasitas optimum dan maksimum, terdapat resiko bahwa
semua pelanggan yang di layani pada saat itu akan menerima jasa yang lebih
jelek dan dengan demikian menjadi tidak puas.
Kapasitas optimum dan kapasitas
maksimum biasa menjadi satu dan sama. Dalam pertunjukan teater dan olahraga
yang di tonton langsung. Tempat duduk yang terisi penuh adalah sesuatu yang
menyenangkan, karena hal itu akan merangsang pemain dan menciptakan rasa kegairahan
dan pasrtisipasi penonton. Hasil akhirnya adalah pengalaman yang lebih
memuaskan bagi semua pihak.
Ada dua hal solusi dasar bagi
permasalahan permintaan yang berfluktuasi.
1. Pertama adalah menyesuaikan tingkat
kapasitas untuk memenuhi berbagai jenis permintaan. Pendekatan ini, yang
membutuhkan kerja sama antara memenuhi berbagai jenis permintaan. Pendekatan
ini, yang membutuhkan kerja sama antara manajemen operasi dan sumber daya
manusia, menuntut pemahaman tentang apa yang menjadi kapasitas produktif dan
bagaimana meningkatkan atau menurunkannya secara bertahap.
2. Kedua adalah Mengelola tingkat
permintaan, dengan menggunakan strategi pemasaran untuk meratakan puncaknya dan
mengisi lembahya untuk menghasilkan aliran permintaan jasa yang lebih
konsisten.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Mengukur
dan Mengelola kapasitas
·
Menentukan Kapasitas Produktif
Kapasitas produktif adalah sejauh
mana fasilitas,peralatan, tenaga kerja, infrastruktur, dan asset lainnya
tersedia bagi perusahaan tertentu untuk menghasilkan output bagi pelanggannya.
Sumber daya atau asset yang dapat di gunakan suatu perusahaan untuk
menghasilkan barang dan jasa.
1. Fasilitas fisik yang di rancang
untuk menampung pelanggan dan digunakan untuk menyerahkan jasa pemrosesan orang
atau pemprosesan rangsangan mental. Fasilitas ini meliputi klinik, hotel,
pesawat penumpang, bus, restoran, kolam renang, bioskop, gedung konser dan
ruang kuliah di perguruan tinggi. Dalam kasus ini, keterbatasan kapasitas utama
kemungkinan kapasitas utama kemungkinan ditentukan oleh perlengkapan seperti
tempat tidur, kamar, tempat duduk , atau meja.
2. Fasilitas fisik yang dirancang untuk
menyimpan atau memproses barang yang di miliki pelanggan atau di tawarkan
kepada mereka untuk di jual. Ini meliputi rak pasar swalayan, saluran
distribusi, gudang, tempat parker, container barang, dan gerbong pengiriman
barang dan jasa.
3. Peralatan fisik yang digunakan untuk
memproses orang, barang milik, atau informasi mungkin terdiri atas berbagai
macam barang dan sangat bergantung kepada situasi.
4. Tenaga kerja yang merupakan elemen
utama kapasitas produktif dalam semua jasa kontak tinggi dan banyak jasa kontak
rendah, mungkin digunakan untuk pekerjaan fisik maupun mental.
5. Banyak organisasi bergantung pada
askes ke kapasitas yang mencukupi dalam infrastruktur pemerintah atau swasta
untuk dapat menyerahkan jasa yang berkualitas bagi pelanggannya sendiri.
Seperti ini dapat meliputi saluran telepon yang sibuk, kegagalan daya listrik.
·
Mengukur kapasitas
Ukuran penggunaan kapasitas meliputi
jumlah jam ( atau persentase total waktu yang tersedia) yang digunakan
fasilitas, tenaga kerja, dan peralatan secara produktif untuk menghasilkan
pendapatan, dan juga persentase ruang yang tersedia (misalkan, tempat duduk,
kapasitas angkutan barang perkubik, dan pita lembar komunikasi) yang
benar-benar di manfaatkan untuk menghasilkan pendapatan. Orang cenderung
mempunyai kemampuan yang beragam daripada peralatan dalam mempertahankan
tingkat output yang konsisten lama-kelamaan. Karyawan yang lelah, tidak
termotivasi, atau kurang terlatih yang menjaga suatu tempat dalam usaha jasa
perakitan seperti restoran kafetarian atau biro lisensi kendaraan bermotor
dapat memperlambat seluruh jasa tersebut hingga berjalan sangat lambat.
·
Menambah dan mengurangi tingkat
kapasitas
bersifat Sebagian kapasitas elastic
dalam kemampuannya menyerap tambahan permintaan. Bahkan kalaupun kapasitas
terlihat bersifat tetap. Seperti apabila didasarkan pada jumlah tempat duduk,
mungkin masih ada peluang meraih bisnis tambahan pada jam-jam sibuk. Strategi
lain untuk menambah kapasitas dalam kerangka waktu tertentu adalah dengan
memanfaatkan fasilitas tersebut dalam waktu yang lama.
·
Mengejar permintaan
Strategi yang digunakan untuk
menghadapi berbagai variasi permintaan dalam mengelola kapasitas disebut juga
dengan chasing demand. Ada beberapa
cara yang dapat digunakan :
a. Menjadwalkan masa jeda selama
periode permintaan rendah. Untuk memastikan bahwa kapasitas yang disediakan
mencukupi untuk peak season ( periode sibuk). Perbaikan dan renovasi sebaiknya
tetap dilaksanakan pada saat permintaan menurun, memberikan libur kepada
karyawan juga dapat di lakukan.
b. Menggunakan karyawan paruh waktu.
Dapat menggunakan eksta karyawan pada saat peakseason
.
c. Menyewa atau berbagi fasilitas dan
peralatan tambahan. Untuk mengurangi biaya investasi dalam aktiva tetap,
perusahaan jasa dapat menggunakan cara lain yaitu dengan menyewa temppat atau
mesin pada saat peak season.
d. Melakukan pelatihan silang untuk
karyawan. Meminta konsumen berbagi tempat kepada yang lain meskipun biasanya
itu hanya digunakan untuk satu orang, seperti pada saat musim liburan di mana
airport penuh, sehingga taksi yang digunakan menuju atau kembali dari airport
penuh, penumpang dapat berbagi tempat kepada yang lain yang mempunyai satu
tujuan.
·
Menciptakan kapasitas yang fleksibel
Kadang-kadang
masalahnya bukan terletak pada seluruh kapasitasnya, melainkan dalam
bauran yang bersedia untuk melayani
kebutuhan-kebutuhan segmen pasar yang berbeda-beda. Salah satu solusinya
terletak dalam desain fasilitas fisiknya menjadi fleksibel.
·
Memahami pola dan faktor penentu
permintaan.
Untuk
mengendalikan keragaman permintaan untuk jasa tertentu, manajer perlu
menentukan faktor apa saja yang mengatur siklus permintaan (demand cycle).
Siklus permintaan adalah periode waktu ketika tingkat permintaan untuk jasa
akan bergerak turun naik dengan pola yang dapat di prediksi sebelum level itu
memunculkan diri.
·
Berbagai hal yang mempengaruhi
permintaan
Kebanyakan
siklus berkala yang mempengaruhi permintaan untuk jasa tertentu berbeda-beda
lama waktunya, mulai dari satu hari hingga dua belas bulan. Sering, banyak
siklus terjadi secara bersamaan waktunya.
2.2 Menganalisa
permintaan
·
Strategi untuk mengelola permintaan
Kapasitas
organisasi jasa untuk memenuhi permintaan dibatasi oleh satu atau lebih
fasilitas fisik, perlengkapan, dan karyawan dan jumlah urutan jasa yang
disediakan. Akibatnya, keberhasilan keuangan dalam bisnis dengan kapasitas
terbatas, sebagian besar adalah hasil dari kemampuan manajemen menggunakan
kapasitas produktif staff, tenaga kerja, perlengakapan, dan fasilitas seefesien
mungkin dan sedapat mungkin menguntungkan.
Masalah
kapasitas serupa mungkin saja pelanggan diharuskan mendatangi tempat penyerahan
jasa, seperti dalam pertunjukan hiburan langsung atau perbankan ritel
tradisional. Dalam usaha jasa yang di rancang dan dikelola dengan baik,
kapasitas fasilitas, perlengkapan pendukung dan petugas jasa akan seimbang
mengelola permintaan dalam kondisi yang berbeda-beda.
·
Menggunakan strategi pemasaran untuk
membentuk pola-pola permintaan
1.
Harga dan biaya-biaya lain
Salah satu
cara yang paling langsung untuk mengurangi kelebihan permintaan pada masa
puncak adalah mengenakan kepada pelanggan harga yang lebih tinggi untuk
menggunakan jasa selama periode-periode tersebut. Biaya-biaya lain juga
memiliki efek serupa.
2. Elemen-elemen produk
3. Modifikasi tempat dan waktu
penyerahan jasa. Ada tiga pilihan dasar yang tersedia, strategi pertama adalah
tanpa perubahan, berapapun tingkat permintaannya, jasa tersebut tetap di
tawarkan di tempat yang sama pada waktu yang sama. Strategi kedua, membedakan
jadwal jasa tersebut untuk mencerminkan perubahan dalam preferensi pelanggan
dari hari ke hari sepanjang minggu itu, berdasarkan musim dan seterusnya.
Strategi ketiga, menawarkan jasa tersbut kepada pelanggan tertentu.
4. Promosi dan edukasi.
Sekalipun
variable-variabel bauran pemasaran lainnya tetap tidak berubah, upaya-upaya
komunikasi sendiri mungkin dapat membantu memuluskan permintaan. Papan
petunjuk, iklan, pemberitaan, dan pesan-pesan penjualan dapat digunakan untuk
mendidik pelanggan tentang waktu masa-masa puncak dan mendorong mereka
menggunakan jasa tersebut pada masa-masa sepi, ketika akan terjadi penundaan.
ANALISI
KASUS
PADA CINEMA XXI
SEBAGAI
ORGANISASI BISNIS ENTERTAINMENT
XXI Cinema berada di bawah naungan
PT Nusantara Sejahtera Raya dan lebih dikenal sebagai jaringan bioskop 21
Cineplax. PT Nusantara Sejahtera Raya tergabung dalam Subentra Grup yang di
dirikan oleh Benny suherman bersama dua rekan nya , Sudwikatmono dan Bambang
Sutrisno.
Setelah bertahun-tahun dengan merk
Cinema 21 sebagai pemimpin pasar, akhirnya manajemen 21 Cineplax merasa bahwa
budaya pop di Indonesia sudah banyak berubah. Bila logo 21 yang digunakan pada
tahun 1980an saat itu dapat mempresentasikan kesan modern, kini tidak lagi.
Meski logo tersebut sudah memiliki brand share dan mind share yang kuat dalam
benak konsumen, tapi di era millennium ini logo tersebut mulai terkesan retro. Dalam dunia
desain modern awal abad ke 21, kesan modern di presentasikan oleh desain yang
minimalis. Melihat kondisi ini, maka lahirlah Cinema XXI sebagai bentuk
peningkatan (upgrade) dari Cinema 21. Manajemen 21 Cineplax ingin menonjolkan
kesan modern dan kelas atas ini melalui desain logo yang lebih elegan dengan
perpaduan warna coklat emas dan huruf serif tegak, berbeda dengan desain Cinema
21 yang lebih colorful dan member kesan ramai ceria. Aplikasi identitas
korporat ini juga dapat di lihat dari warna coklat hangat yang mendominasi
interior Cinema XXI serta penataan interior yang minimalis, modern dan elegan.
Untuk lebih memanjakan pelanggan, cinema XXI juga menyediakan sofa yang lebih
lebar dan nyaman di bandingkan dengan Cinema 21, system tata suara Dolby dan
THX, serta fasilitas-fasilitas penunjang lain seperti lounge.
Cinema XXI pertama kali didirikan di
Plaza Indonesia Entertainment X’nter, dengan 4 buah teater regular dan 2 buah
teater Premiere. Cinema XXI yang di beri nama studio XXI ini merupakan
satu-satunya Cinema XXI yang menggunakan sofa empuk di keseluruhan studionya, dan
memiliki sertifikat THX untuk semua studionya. Jaringan bioskop ini tersebar di
beberapa kota besar di seluruh Indonesia dan sebagian besar di antaranya
terletak di dalam pusat perbelanjaan, dengan film-film Hollywood dan Indonesia
sebagai menu utama. Mayoritas film-film yang di putar di Cinema XXI merupakan
film-film Hollywood, baik yang terbaru, ataupun yang telah tersimpan lama.
Namun beberapa XXI juga turut memutar film Indonesia, sesuai dengan lokasi dan
pasar pengunjung pusat perbelanjaan yang bersangkutan.
Beberapa Cinema 21 turut direnovasi
menjadi Cinema XXI, dengan penambahan karpet, perubahan desain dan penggantian
kursi studio. Setiap tahunnya, kemunculan Cinema 21. Tidak hanya itu, beberapa
Cinema XXI maupun 21 masih terus melakukan pembenahan. Di penghujung 2008,
seiring dengan perkembangan teknologi 3D dan makin maraknya film-film berbasis
format tersebut. Cinema XXI turut mengaplikasikan teknologi Dolby Digital
Cinema 3D di beberapa XXI yang memadai. Jumlah bioskop XXI yang mengadakan fasilitas
ini pun masih bertambah, seiring dengan perkembangan film-film berformat
digital dan 3D yang makin meningkat jumlahnya.
Bioskop 21 dan XXI dimiliki oleh
perusahaan yang sama. Perbedaan mencolok antara Cinema XXI dengan Cinema 21
adalah dengan disediakannya sejumlah fasilitas seperti games, café, lounge,
hingga ruang merokok di sejumlah gerai XXI. Selain itu Cineplex 21 ditujukan
untuk masyarakat menengah kebawah, sedangkan Cinema XXI ditujukan untuk
masyarakat menengah ke atas. Makany, harga tiket bioskop Cinema XXI lebih mahal
dari Cineplex 21 dan di Cinema XXI ada tayangan film 3D sedangkan di Cineplex
tidak ada.
Cinema XXI juga berusaha menjangkau
setiap spot yang memiliki pasar potensial sehingga masyarakat tidak perlu
mengunjungi tempat yang jauh untuk mendapatkan kenyamanan menonton.
Aplikasi penerapan kajian terhadap
objek
Bagaimana
upaya Cinema XXI dalam menghadapi permintaan konsumen (penonton) yang
berfluktuasi.
Upaya
yang di lakukan Cinema XXI dalam menghadapi permintaan yang berfluktuasi adalah
dengan penggunaan kapasitas produktif yang efektif.
Kapasitas
produktif pada Cinema XXI adalah sbb :
1.
Fasilitas
fisik yang di rancang untuk menampung pelanggan, seperti: gedung bioskop,
ruangan theater (cinema)
2.
Fasilitas
fisik yang untuk menyimpan atau memproses barang yang di miliki pelanggan atau
di tawarkan kepada pelanggan untuk dijual, seperti : counter penjualan tiket,
counter yang menjual makanan dan minuman di Cinema XXI
3.
Peralatan
fisik yang digunakan untuk memproses orang, barang milik informasi, seperti :
tiket, computer, kursi, big screen, sounds system.
4.
Tenaga
kerja, staff atau pegawai yang melayani penjualan tiket Cinema XXI, petugas
yang melayani pada saat akan memasuki ruang theater, petugas keamanan XXI,
karyawan yang menjual makanan dan minuman di Cinema XXI.
5.
Infrastruktur, daya listrik yang digunakan untuk Cinema XXI.
Agar permasalah permintaan yang berfluktuasi pada Cinema XXI
dapat di atasi, diperlukan penyesuaian tingkat kapasitas agar dapat menampung
permintaan. Penyesuaian itu misalnya XXI ciwalk memutar satu jenis film dengan
membuka 3 ruang theater dengan 5 kali jam tayang, sedangkan Cinema XXI BSM
membuka 2 ruang theater dengan tiga kali jam tayang, hal ini di sesuaikan
dengan tingkat permintan penonton di masing-masing Cinema XXI tersebut.
Permintaan penonton di Cinema XXI Ciwalk lebih besar di bandingkan permintaan
penonton di Cinema XXI BSM, sehingga ketersediaan fasilitas utama sangat di
perhitungkan.
Pada industry hiburan bioskop,
khususnya Cinema XXI apabila tempat duduk terisi penuh merupakan sesuatu yang
menguntungkan bagi perusahaan, sedangkan penonton kebutuhan mereka terpenuhi
serta memperlihatkan antusias dan partisipasi penonton. Hasil akhirnya adalah
pengalaman yang memuaskan bagi semua pihak. Kondisi tersebut menggambarkan
kapasitas optimum dan kapasitas maksimum adalah satu.
Permintaan penonton untuk menonton
bioskop di pengaruhi oleh waktu dalam sehari (pagi hari, sore hari,malam atau
larut malam), dua periode hari dalam seminggu (hari kerja dan akhir pecan),
tiga periode musim (musim sepi, sedang, liburan). Berdasarkan pola permintaan
tersebut, Cinema XXI dapat menciptakan kapasitas yang fleksibel. Pada hari
biasa misalnya untuk jenis film, cinema XXI hanya membuka theater dengan
sedikit jam tayang,karena pada hari biasa pelanggan cenderung sibuk dengan
aktifitas wajib dan rutin mereka seperti: sekolah,kuliah,bekerja dan biasanya
jam tayang lebih banyak pada sore hingga malam hari. Pada akhir pecan Cinema
XXI membuka lebih dari dua theater dengan jam penayangan lebih banyak dan waktu
pemutaran film lebih lama. dilakukan oleh Cinema XXI dalam menyeimbangkan
permintaan dan kapasitas. Jika permintaan terhadap suatu film lebih banyak,maka
untuk memenuhi kapasitas permintaan konsumen atau penonton biasa dilakukan
dengan pembukaan theater lebih banyak dengan cara mengurangi jam tayang film
yang sedikit permintaannya. Sebagai contoh,bila suatu waktu muncul film yang
baru dan film tersebut menarik perhatian penonton,lalu banyak permintaan
penonton yang ingin menyaksikan di Bioskop,sehingga jumlah penonton tersebut
melebihi kapasitas dan tidak tertampung oleh jumlah theater atau studio yang
sedikit,jumlah jam tayang yang sedikit juga,maka pihak manajemen Cinema XXI
merubah jadwal jam tayang dan theaternya. Bila satu film baru(banyak
permintaan)tidak cukup dengan sedikit jam tayang dan sedikit jumlah theater
yang di buka,maka dilakukan dengan pengurangan jam tayang film yang sudah di
perkirakan sedikit permintaannya dan memasukkan atau mengganti dengan film baru
tersebut yang banyak permintaan-permintaannya. Demikian juga dengan penambahan
jumlah theater dari theater-theater yang sedikit jumlah permintaan peminta
filmnya. Dengan kata lain,jika mengganti atau memasukkan film yang lain berarti
jumlah theater yang bisa digunakan untuk memenuhi permintaan tersebut bisa
terpenuhi.
Solusi
Pemecahan Masalah:
1.
Untuk
menghadapi permintaan konsumen atau penonton yang berfluktuasi,Cinema XXI
melakukan penggunaan kapasitas produktif yang efektif.
2.
Strategi
yang digunakan Cinema XXI untuk menyeimbangkan Permintaan dan Kapasitas adalah
apabila kapasitas pada Cinema XXI tidak memadai dan permintaan penonton
berlebih,pihak XXI sebaiknya langsung memberitahukan bahwa kapasita yang
tersedia sudah tidak mencukupi,sehingga mengurangi antrian pada loket pembelian
tiket. Solusi selanjutnya yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan
alternatif lain yaitu menonton di bioskop yang berada pada perusahaan dengan
XXI misalnya The Premiere.
3.
Solusi
lain seperti memanfaatkan kapasitas yang memadai tetapi permintaan sedikit
untuk menyeimbangkan dengan permintaan yang berlebih tetapi kapasitas tidak
memadai. Atau dengan cara melalukan inventarisasi dengan system reservasi agar
konsumen bergeser ke off peak periode.
The Casino & Hotel Review: A Guide To New Slot Games in 2020
BalasHapusA 제주 출장샵 comprehensive review of the Casino & 원주 출장마사지 Hotel from our experts. Get info on bonuses, 안산 출장마사지 promotions, deposit methods, 전주 출장마사지 games and 경상남도 출장샵 more.