Sabtu, 13 Desember 2014

MENYEIMBANGKAN PERMINTAAN DAN KAPASITAS” PADA CINEMA XXI SEBAGAI ORGANISASI BISNIS ENTERTAINMENT



MAKALAH

“MENYEIMBANGKAN PERMINTAAN DAN KAPASITAS”
PADA CINEMA XXI
SEBAGAI ORGANISASI BISNIS ENTERTAINMENT
DI SUSUN OLEH :
·         TYA MARSTYA RESTA               1215310161
·         DEWI RUFI’AH                               1215310175
·         IKA ROVIANTY                             1215310174
·         BAYU SETIAWAN                         1115310070
·         PUTRI LESTARI                            1015310217
MATAKULIAH            : PEMASARAN JASA
FAKULTAS                    :EKONOMI
PRODI                             : MANAJEMEN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI MEDAN

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan taufik, hidayah dan inayahnya kepada kita semua.Sehingga kami bisa menjalani kehidupan ini sesuai dengan ridhonya. Syukur Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan  makalah ini sesuai dengan rencana. Makalah ini bertemakan menyeimbangkan permintaan dan kapasitas pada Cinema XXI sebagai organisasi bisnis entertainment .
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Karena beliau adalah salah satu figur umat yang mampu memberikan syafa’at kelak di hari kiamat. Selanjutnya kami mengucapkanbanyak terima kasih kepada Ibu Afrina siregar ,S.E MM, selaku dosen pengampu mata kuliah Pemasaran Jasa, yang telah membimbing kami.Dan kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini hingga selesai.
Kami mohon ma’af yang sebesar-besarnya apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan didalamnya. Kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi tercapainya kesempurnaan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis umumnya dan khususnya bagi pembaca. Amiiin...
                                                                                                            Medan ,        Desember  2014

                                                                                                                        Penulis



DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................................................
KATA PENGANTAR ..........................................................................................................................
DAFTAR ISI ......................................................................................................................................
BAB I      PENDAHULUAN
1.1  permintaan permintaan dan kapasitas ...................................................................................
      1.2  keseimbangan permintaan dan kapasitas ..............................................................................
1.3  dari  kelebihan permintaan sampai kelebihan kapasitas.........................................................
BAB II     PEMBAHASAN
2.1    mengukur dan mengelola kapasitas
·         Menentukan kapasitas produktif..........................................................................................
·         Mengukur kapasitas ………………………………………………………………………………………………………..
·         Menambah dan mengurangi tingkat kapasitas ………………………………………………………………..
·         Mengejar permintaan ……………………………………………………………………………………………………..
·         Menciptakan kapasitas yang fleksibel ………………………………………………………………………………
·         Memahami pola dan factor penentu permintaan ……………………………………………………………
·         Berbagai hal yang mempengaruhi permintaan ………………………………………………………………..
2.2  menganalisa permintaan
·         strategi untuk mengelola permintaan ……………………………………………………………………………..
·         Menggunakan strategi pemasaran untuk membentuk pola-pola permintaan …………………
2.3   analisis kasus pada cinema XXI
     
BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Pengertian permintaan dan penawaran
Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu. Sedangkan penawaran adalah sejumlah barang yang dijual atau ditawarkan pada suatu harga dan waktu tertentu
Hukum permintaan
“Semakin turun tingkat harga, maka semakin banyak jumlah barang yang tersedia diminta, dan sebaliknya semakin naik tingkat harga semakin sedikit jumlah barang yang bersedia diminta.”
Pengertian kapasitas
Kapasitas adalah tingkat kemampuan berproduksi secara optimum dari sebuah fasilitas biasanya dinyatakan sebagai jumlah output pada satu periode waktu tertentu
2.2       Keseimbangan Permintaan dan Kapasitas

Penggunaan Kapasitas Produktif yang Efektif
Fluktuasi permintaan untuk jasa selalu dialami pengecer, bioskop, motel, restoran, kapal  feri, dan bisnis-bisnis lainnya.
Ini adalah masalah yang melanda sebagian besar dari seluruh jenis bisnis yang ada yang melayani pelanggan individu maupun korporat. Usaha-usaha jasa yang menciptakan persediaan yang mudah rusak, yang tidak dapat disimpan untuk dijual kemudian hari. Ini menjadi suatu masalah bagi setiap jasa dengan kapasitas terbatas, yang mempunyai fluktuasi yang tinggi dalam permintaannya.
Usaha jasa menciptakan persediaan yang mudah rusak, yang tidak dapat disimpan untuk dijual kemudian hari. Ini menjadi suatu masalah bagi setiap jasa dengan kapasitas terbatas, yang mempunyai fluktuasi yang tinggi dalam permintaannya. 
Masalah ini paling umum di temukan di antara jasa yang memproses orang atau barang milik fisik. Seperti : transportasi, penginapan, jasa makanan, perbaikan dan pemeliharaan, hiburan dan perawatan kesehatan. Masalah ini juga mempengaruhi jasa pemroses informasi yang pdat karya yang memiliki perubahan-perubahan musiman dalam permintaan.

Penggunaan kapasitas produktif yang efektif adalah salah satu rahasia keberhasilan dalam bisnis seperti itu. Namun, seharusnya sasarannya bukanlah memanfaatkan staf, tenaga kerja, peralatan, dan fasilitas semaksimal mungkin, melainkan menggunakannya seproduktif mungkin. Manajer jasa yang berhasil mengakui bahwa mengelola permintaan dan mengelola kapasitas adalah hal yang mendasar bukan hanya menggunakan asset- asset perusahaan secara produktif melainkan juga untuk memberikan pengalaman jasa berkualitas.

2.3       Dari Kelebihan Permintaan Sampai Kelebihan Kapasitas 
Pada setiap saat jasa dengan kapasitas tetap mungkin akan menghadapi salah satu dari empat kondisi berikut :
1.      Kelebihan permintaan, adalah tingkat permintaan yang melampaui kapasitas maksimum yang tersedia, yang mengakibatkan sebagian pelanggan di tolak untuk di layani dan bisnis pun hilang.
2.      Permintaan melampaui kapasitas optimum, tidak seorang pun sebetolnya di tolak, tetapi kondisinya padat sekali dan semua pelanggan mungkin akan mendapatkan kualitas jasa yang merosot.
3.      Permintaan dan penawaran seimbang, pada tingkat kapasitas optimum, staf dan fasilitas sibuk tanpa harus kelebihan beban, dan pelanggan mendapatkan pelayanan yang baik tanpa penundaan.
4.      Kelebihan kapasitas, permintaan berada di bawah kapasitas optimum dan sumber daya produktif kurang terpakai, yang mengakibatkan produktivitas rendah. Dalam beberapa contoh, pelanggan mungkin mendapatkan pengalaman yang mengecewakan atau meragukan keberlangsungan jasa tersebut.

Apabila permintaan melampaui kapasitas maksimum yang tersedia, beberapa calon pelanggan mungkin akan di tolak dan bisnis mereka akan hilang selamanya. Tetapi, apabila permintaan berada antara kapasitas optimum dan maksimum, terdapat resiko bahwa semua pelanggan yang di layani pada saat itu akan menerima jasa yang lebih jelek dan dengan demikian menjadi tidak puas.
Kapasitas optimum dan kapasitas maksimum biasa menjadi satu dan sama. Dalam pertunjukan teater dan olahraga yang di tonton langsung. Tempat duduk yang terisi penuh adalah sesuatu yang menyenangkan, karena hal itu akan merangsang pemain dan menciptakan rasa kegairahan dan pasrtisipasi penonton. Hasil akhirnya adalah pengalaman yang lebih memuaskan bagi semua pihak.
Ada dua hal solusi dasar bagi permasalahan permintaan yang berfluktuasi.
1.      Pertama adalah menyesuaikan tingkat kapasitas untuk memenuhi berbagai jenis permintaan. Pendekatan ini, yang membutuhkan kerja sama antara memenuhi berbagai jenis permintaan. Pendekatan ini, yang membutuhkan kerja sama antara manajemen operasi dan sumber daya manusia, menuntut pemahaman tentang apa yang menjadi kapasitas produktif dan bagaimana meningkatkan atau menurunkannya secara bertahap.
2.      Kedua adalah Mengelola tingkat permintaan, dengan menggunakan strategi pemasaran untuk meratakan puncaknya dan mengisi lembahya untuk menghasilkan aliran permintaan jasa yang lebih konsisten.














BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Mengukur dan Mengelola kapasitas

·         Menentukan Kapasitas Produktif 
Kapasitas produktif adalah sejauh mana fasilitas,peralatan, tenaga kerja, infrastruktur, dan asset lainnya tersedia bagi perusahaan tertentu untuk menghasilkan output bagi pelanggannya. Sumber daya atau asset yang dapat di gunakan suatu perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa.
1.      Fasilitas fisik yang di rancang untuk menampung pelanggan dan digunakan untuk menyerahkan jasa pemrosesan orang atau pemprosesan rangsangan mental. Fasilitas ini meliputi klinik, hotel, pesawat penumpang, bus, restoran, kolam renang, bioskop, gedung konser dan ruang kuliah di perguruan tinggi. Dalam kasus ini, keterbatasan kapasitas utama kemungkinan kapasitas utama kemungkinan ditentukan oleh perlengkapan seperti tempat tidur, kamar, tempat duduk , atau meja.
2.      Fasilitas fisik yang dirancang untuk menyimpan atau memproses barang yang di miliki pelanggan atau di tawarkan kepada mereka untuk di jual. Ini meliputi rak pasar swalayan, saluran distribusi, gudang, tempat parker, container barang, dan gerbong pengiriman barang dan jasa.
3.      Peralatan fisik yang digunakan untuk memproses orang, barang milik, atau informasi mungkin terdiri atas berbagai macam barang dan sangat bergantung kepada situasi.
4.      Tenaga kerja yang merupakan elemen utama kapasitas produktif dalam semua jasa kontak tinggi dan banyak jasa kontak rendah, mungkin digunakan untuk pekerjaan fisik maupun mental.
5.      Banyak organisasi bergantung pada askes ke kapasitas yang mencukupi dalam infrastruktur pemerintah atau swasta untuk dapat menyerahkan jasa yang berkualitas bagi pelanggannya sendiri. Seperti ini dapat meliputi saluran telepon yang sibuk, kegagalan daya listrik.


·         Mengukur kapasitas
Ukuran penggunaan kapasitas meliputi jumlah jam ( atau persentase total waktu yang tersedia) yang digunakan fasilitas, tenaga kerja, dan peralatan secara produktif untuk menghasilkan pendapatan, dan juga persentase ruang yang tersedia (misalkan, tempat duduk, kapasitas angkutan barang perkubik, dan pita lembar komunikasi) yang benar-benar di manfaatkan untuk menghasilkan pendapatan. Orang cenderung mempunyai kemampuan yang beragam daripada peralatan dalam mempertahankan tingkat output yang konsisten lama-kelamaan. Karyawan yang lelah, tidak termotivasi, atau kurang terlatih yang menjaga suatu tempat dalam usaha jasa perakitan seperti restoran kafetarian atau biro lisensi kendaraan bermotor dapat memperlambat seluruh jasa tersebut hingga berjalan sangat lambat.

·         Menambah dan mengurangi tingkat kapasitas
bersifat Sebagian kapasitas elastic dalam kemampuannya menyerap tambahan permintaan. Bahkan kalaupun kapasitas terlihat bersifat tetap. Seperti apabila didasarkan pada jumlah tempat duduk, mungkin masih ada peluang meraih bisnis tambahan pada jam-jam sibuk. Strategi lain untuk menambah kapasitas dalam kerangka waktu tertentu adalah dengan memanfaatkan fasilitas tersebut dalam waktu yang lama.

·         Mengejar permintaan
Strategi yang digunakan untuk menghadapi berbagai variasi permintaan dalam mengelola kapasitas disebut juga dengan chasing demand. Ada beberapa cara yang dapat digunakan :
a.       Menjadwalkan masa jeda selama periode permintaan rendah. Untuk memastikan bahwa kapasitas yang disediakan mencukupi untuk peak season ( periode sibuk). Perbaikan dan renovasi sebaiknya tetap dilaksanakan pada saat permintaan menurun, memberikan libur kepada karyawan juga dapat di lakukan.
b.      Menggunakan karyawan paruh waktu. Dapat menggunakan eksta karyawan pada saat peakseason .
c.       Menyewa atau berbagi fasilitas dan peralatan tambahan. Untuk mengurangi biaya investasi dalam aktiva tetap, perusahaan jasa dapat menggunakan cara lain yaitu dengan menyewa temppat atau mesin pada saat peak season.
d.      Melakukan pelatihan silang untuk karyawan. Meminta konsumen berbagi tempat kepada yang lain meskipun biasanya itu hanya digunakan untuk satu orang, seperti pada saat musim liburan di mana airport penuh, sehingga taksi yang digunakan menuju atau kembali dari airport penuh, penumpang dapat berbagi tempat kepada yang lain yang mempunyai satu tujuan.

·         Menciptakan kapasitas yang fleksibel
Kadang-kadang masalahnya bukan terletak pada seluruh kapasitasnya, melainkan dalam
bauran yang bersedia untuk melayani kebutuhan-kebutuhan segmen pasar yang berbeda-beda. Salah satu solusinya terletak dalam desain fasilitas fisiknya menjadi fleksibel.

·         Memahami pola dan faktor penentu permintaan.
            Untuk mengendalikan keragaman permintaan untuk jasa tertentu, manajer perlu menentukan faktor apa saja yang mengatur siklus permintaan (demand cycle). Siklus permintaan adalah periode waktu ketika tingkat permintaan untuk jasa akan bergerak turun naik dengan pola yang dapat di prediksi sebelum level itu memunculkan diri.


·         Berbagai hal yang mempengaruhi permintaan
Kebanyakan siklus berkala yang mempengaruhi permintaan untuk jasa tertentu berbeda-beda lama waktunya, mulai dari satu hari hingga dua belas bulan. Sering, banyak siklus terjadi secara bersamaan waktunya.







2.2    Menganalisa permintaan
·         Strategi untuk mengelola permintaan
            Kapasitas organisasi jasa untuk memenuhi permintaan dibatasi oleh satu atau lebih fasilitas fisik, perlengkapan, dan karyawan dan jumlah urutan jasa yang disediakan. Akibatnya, keberhasilan keuangan dalam bisnis dengan kapasitas terbatas, sebagian besar adalah hasil dari kemampuan manajemen menggunakan kapasitas produktif staff, tenaga kerja, perlengakapan, dan fasilitas seefesien mungkin dan sedapat mungkin menguntungkan.
            Masalah kapasitas serupa mungkin saja pelanggan diharuskan mendatangi tempat penyerahan jasa, seperti dalam pertunjukan hiburan langsung atau perbankan ritel tradisional. Dalam usaha jasa yang di rancang dan dikelola dengan baik, kapasitas fasilitas, perlengkapan pendukung dan petugas jasa akan seimbang mengelola permintaan dalam kondisi yang berbeda-beda.

·         Menggunakan strategi pemasaran untuk membentuk pola-pola permintaan
1.      Harga dan biaya-biaya lain
Salah satu cara yang paling langsung untuk mengurangi kelebihan permintaan pada masa puncak adalah mengenakan kepada pelanggan harga yang lebih tinggi untuk menggunakan jasa selama periode-periode tersebut. Biaya-biaya lain juga memiliki efek serupa.
2.      Elemen-elemen produk
3.      Modifikasi tempat dan waktu penyerahan jasa. Ada tiga pilihan dasar yang tersedia, strategi pertama adalah tanpa perubahan, berapapun tingkat permintaannya, jasa tersebut tetap di tawarkan di tempat yang sama pada waktu yang sama. Strategi kedua, membedakan jadwal jasa tersebut untuk mencerminkan perubahan dalam preferensi pelanggan dari hari ke hari sepanjang minggu itu, berdasarkan musim dan seterusnya. Strategi ketiga, menawarkan jasa tersbut kepada pelanggan tertentu.
4.      Promosi dan edukasi.
Sekalipun variable-variabel bauran pemasaran lainnya tetap tidak berubah, upaya-upaya komunikasi sendiri mungkin dapat membantu memuluskan permintaan. Papan petunjuk, iklan, pemberitaan, dan pesan-pesan penjualan dapat digunakan untuk mendidik pelanggan tentang waktu masa-masa puncak dan mendorong mereka menggunakan jasa tersebut pada masa-masa sepi, ketika akan terjadi penundaan.

ANALISI KASUS
PADA CINEMA XXI
SEBAGAI ORGANISASI BISNIS ENTERTAINMENT
            XXI Cinema berada di bawah naungan PT Nusantara Sejahtera Raya dan lebih dikenal sebagai jaringan bioskop 21 Cineplax. PT Nusantara Sejahtera Raya tergabung dalam Subentra Grup yang di dirikan oleh Benny suherman bersama dua rekan nya , Sudwikatmono dan Bambang Sutrisno.
            Setelah bertahun-tahun dengan merk Cinema 21 sebagai pemimpin pasar, akhirnya manajemen 21 Cineplax merasa bahwa budaya pop di Indonesia sudah banyak berubah. Bila logo 21 yang digunakan pada tahun 1980an saat itu dapat mempresentasikan kesan modern, kini tidak lagi. Meski logo tersebut sudah memiliki brand share dan mind share yang kuat dalam benak konsumen, tapi di era millennium ini logo tersebut mulai terkesan retro. Dalam dunia desain modern awal abad ke 21, kesan modern di presentasikan oleh desain yang minimalis. Melihat kondisi ini, maka lahirlah Cinema XXI sebagai bentuk peningkatan (upgrade) dari Cinema 21. Manajemen 21 Cineplax ingin menonjolkan kesan modern dan kelas atas ini melalui desain logo yang lebih elegan dengan perpaduan warna coklat emas dan huruf serif tegak, berbeda dengan desain Cinema 21 yang lebih colorful dan member kesan ramai ceria. Aplikasi identitas korporat ini juga dapat di lihat dari warna coklat hangat yang mendominasi interior Cinema XXI serta penataan interior yang minimalis, modern dan elegan. Untuk lebih memanjakan pelanggan, cinema XXI juga menyediakan sofa yang lebih lebar dan nyaman di bandingkan dengan Cinema 21, system tata suara Dolby dan THX, serta fasilitas-fasilitas penunjang lain seperti lounge.
            Cinema XXI pertama kali didirikan di Plaza Indonesia Entertainment X’nter, dengan 4 buah teater regular dan 2 buah teater Premiere. Cinema XXI yang di beri nama studio XXI ini merupakan satu-satunya Cinema XXI yang menggunakan sofa empuk di keseluruhan studionya, dan memiliki sertifikat THX untuk semua studionya. Jaringan bioskop ini tersebar di beberapa kota besar di seluruh Indonesia dan sebagian besar di antaranya terletak di dalam pusat perbelanjaan, dengan film-film Hollywood dan Indonesia sebagai menu utama. Mayoritas film-film yang di putar di Cinema XXI merupakan film-film Hollywood, baik yang terbaru, ataupun yang telah tersimpan lama. Namun beberapa XXI juga turut memutar film Indonesia, sesuai dengan lokasi dan pasar pengunjung pusat perbelanjaan yang bersangkutan.
            Beberapa Cinema 21 turut direnovasi menjadi Cinema XXI, dengan penambahan karpet, perubahan desain dan penggantian kursi studio. Setiap tahunnya, kemunculan Cinema 21. Tidak hanya itu, beberapa Cinema XXI maupun 21 masih terus melakukan pembenahan. Di penghujung 2008, seiring dengan perkembangan teknologi 3D dan makin maraknya film-film berbasis format tersebut. Cinema XXI turut mengaplikasikan teknologi Dolby Digital Cinema 3D di beberapa XXI yang memadai. Jumlah bioskop XXI yang mengadakan fasilitas ini pun masih bertambah, seiring dengan perkembangan film-film berformat digital dan 3D yang makin meningkat jumlahnya.
            Bioskop 21 dan XXI dimiliki oleh perusahaan yang sama. Perbedaan mencolok antara Cinema XXI dengan Cinema 21 adalah dengan disediakannya sejumlah fasilitas seperti games, café, lounge, hingga ruang merokok di sejumlah gerai XXI. Selain itu Cineplex 21 ditujukan untuk masyarakat menengah kebawah, sedangkan Cinema XXI ditujukan untuk masyarakat menengah ke atas. Makany, harga tiket bioskop Cinema XXI lebih mahal dari Cineplex 21 dan di Cinema XXI ada tayangan film 3D sedangkan di Cineplex tidak ada.
            Cinema XXI juga berusaha menjangkau setiap spot yang memiliki pasar potensial sehingga masyarakat tidak perlu mengunjungi tempat yang jauh untuk mendapatkan kenyamanan menonton.






Aplikasi penerapan kajian terhadap objek
Bagaimana upaya Cinema XXI dalam menghadapi permintaan konsumen (penonton) yang berfluktuasi.
Upaya yang di lakukan Cinema XXI dalam menghadapi permintaan yang berfluktuasi adalah dengan penggunaan kapasitas produktif yang efektif.
Kapasitas produktif pada Cinema XXI adalah sbb :
1.      Fasilitas fisik yang di rancang untuk menampung pelanggan, seperti: gedung bioskop, ruangan theater (cinema)
2.      Fasilitas fisik yang untuk menyimpan atau memproses barang yang di miliki pelanggan atau di tawarkan kepada pelanggan untuk dijual, seperti : counter penjualan tiket, counter yang menjual makanan dan minuman di Cinema XXI
3.      Peralatan fisik yang digunakan untuk memproses orang, barang milik informasi, seperti : tiket, computer, kursi, big screen, sounds system.
4.      Tenaga kerja, staff atau pegawai yang melayani penjualan tiket Cinema XXI, petugas yang melayani pada saat akan memasuki ruang theater, petugas keamanan XXI, karyawan yang menjual makanan dan minuman di Cinema XXI.
5.      Infrastruktur, daya listrik yang digunakan untuk Cinema XXI.

Agar permasalah permintaan yang berfluktuasi pada Cinema XXI dapat di atasi, diperlukan penyesuaian tingkat kapasitas agar dapat menampung permintaan. Penyesuaian itu misalnya XXI ciwalk memutar satu jenis film dengan membuka 3 ruang theater dengan 5 kali jam tayang, sedangkan Cinema XXI BSM membuka 2 ruang theater dengan tiga kali jam tayang, hal ini di sesuaikan dengan tingkat permintan penonton di masing-masing Cinema XXI tersebut. Permintaan penonton di Cinema XXI Ciwalk lebih besar di bandingkan permintaan penonton di Cinema XXI BSM, sehingga ketersediaan fasilitas utama sangat di perhitungkan.
            Pada industry hiburan bioskop, khususnya Cinema XXI apabila tempat duduk terisi penuh merupakan sesuatu yang menguntungkan bagi perusahaan, sedangkan penonton kebutuhan mereka terpenuhi serta memperlihatkan antusias dan partisipasi penonton. Hasil akhirnya adalah pengalaman yang memuaskan bagi semua pihak. Kondisi tersebut menggambarkan kapasitas optimum dan kapasitas maksimum adalah satu.

            Permintaan penonton untuk menonton bioskop di pengaruhi oleh waktu dalam sehari (pagi hari, sore hari,malam atau larut malam), dua periode hari dalam seminggu (hari kerja dan akhir pecan), tiga periode musim (musim sepi, sedang, liburan). Berdasarkan pola permintaan tersebut, Cinema XXI dapat menciptakan kapasitas yang fleksibel. Pada hari biasa misalnya untuk jenis film, cinema XXI hanya membuka theater dengan sedikit jam tayang,karena pada hari biasa pelanggan cenderung sibuk dengan aktifitas wajib dan rutin mereka seperti: sekolah,kuliah,bekerja dan biasanya jam tayang lebih banyak pada sore hingga malam hari. Pada akhir pecan Cinema XXI membuka lebih dari dua theater dengan jam penayangan lebih banyak dan waktu pemutaran film lebih lama. dilakukan oleh Cinema XXI dalam menyeimbangkan permintaan dan kapasitas. Jika permintaan terhadap suatu film lebih banyak,maka untuk memenuhi kapasitas permintaan konsumen atau penonton biasa dilakukan dengan pembukaan theater lebih banyak dengan cara mengurangi jam tayang film yang sedikit permintaannya. Sebagai contoh,bila suatu waktu muncul film yang baru dan film tersebut menarik perhatian penonton,lalu banyak permintaan penonton yang ingin menyaksikan di Bioskop,sehingga jumlah penonton tersebut melebihi kapasitas dan tidak tertampung oleh jumlah theater atau studio yang sedikit,jumlah jam tayang yang sedikit juga,maka pihak manajemen Cinema XXI merubah jadwal jam tayang dan theaternya. Bila satu film baru(banyak permintaan)tidak cukup dengan sedikit jam tayang dan sedikit jumlah theater yang di buka,maka dilakukan dengan pengurangan jam tayang film yang sudah di perkirakan sedikit permintaannya dan memasukkan atau mengganti dengan film baru tersebut yang banyak permintaan-permintaannya. Demikian juga dengan penambahan jumlah theater dari theater-theater yang sedikit jumlah permintaan peminta filmnya. Dengan kata lain,jika mengganti atau memasukkan film yang lain berarti jumlah theater yang bisa digunakan untuk memenuhi permintaan tersebut bisa terpenuhi.
Solusi Pemecahan Masalah:
1.      Untuk menghadapi permintaan konsumen atau penonton yang berfluktuasi,Cinema XXI melakukan penggunaan kapasitas produktif yang efektif.
2.      Strategi yang digunakan Cinema XXI untuk menyeimbangkan Permintaan dan Kapasitas adalah apabila kapasitas pada Cinema XXI tidak memadai dan permintaan penonton berlebih,pihak XXI sebaiknya langsung memberitahukan bahwa kapasita yang tersedia sudah tidak mencukupi,sehingga mengurangi antrian pada loket pembelian tiket. Solusi selanjutnya yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan alternatif lain yaitu menonton di bioskop yang berada pada perusahaan dengan XXI misalnya The Premiere.
3.      Solusi lain seperti memanfaatkan kapasitas yang memadai tetapi permintaan sedikit untuk menyeimbangkan dengan permintaan yang berlebih tetapi kapasitas tidak memadai. Atau dengan cara melalukan inventarisasi dengan system reservasi agar konsumen bergeser ke off peak periode.







1 komentar:

  1. The Casino & Hotel Review: A Guide To New Slot Games in 2020
    A 제주 출장샵 comprehensive review of the Casino & 원주 출장마사지 Hotel from our experts. Get info on bonuses, 안산 출장마사지 promotions, deposit methods, 전주 출장마사지 games and 경상남도 출장샵 more.

    BalasHapus

 

Blogger news

Blogroll

About